SELAMAT DATANG DI PEMUDA PAKARTI`S BLOG

Blog Informasi dan Pendidikan bagi Pemuda dan Remaja baik bagi Anggota dan Umum untuk Bangun Bangsa Dan Negara.

SELAMAT DATANG DI BLOG PEMUDA PAKARTI

PEMUDA PAKARTI ada untuk dapat berbuat sesuatu untuk lingkungan dan pendidikan.

ISTIQOMAH DALAM PERJUANGAN

Walau Keberadaan kami banyak yang tidak suka karena IRI dengan kemajuan dan perkembangannya namun kami tetap Tegar.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 26 Agustus 2014

Cara Menulis Resensi Buku

MENULIS RESENSI
Cara menulis resensi buku :
1. Membaca dan memahami buku tersebut secara kritis
2. Membaca kata pengantar dan pendahuluan, ringkasan buku
3. Membaca keseluruhan isi buku dan mencatat hal-hal yang penting

Hal-hal yang perlu diulas dalam resensi :
1. Judul resensi
2. Identitas buku
3. Riwayat kepengarangan
4. Ikhtisar/sinopsis
5. Kelemahan dan keunggulan buku
6. Gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam buku
7. Kesimpulan resensi

Pertanyaan panduan yang digunakan dalam membuat ikhtisar/sinopses novel/cerpen adalah
1. Siapakah tokoh atau tokoh-tokoh utama pada novel yang kalian baca !
2. Masalah apakah yang tengah dihadapi para tokoh ?
3. Bagaimana akhir nasib tokoh-tokoh tersebut ?
Ubahlah jawaban soal tersebut menjadi ikhtisar/sinopsis cerpen/novel.

Cara mengulas keunggulan dan kelemahan resensi :
Dapat dilakukan dengan cara menganalisis unsur novel yang diresensi. Unsur-unsur novel yang dianalisis, misalnya Alur, tokoh, tema, latar, bahasa, sudut pandang pengarang, atau nilai-nilai kehidupan yang diungkapkan pengarang.
Pertanyaan panduan yang digunakan untuk membantu keunggulan/kelemahan novel :
1. Apakah alur novel dekembangkan dengan konlik-konflik yang menarik ?
2. Apakah pengarang menampilkan peristiwa-peristiwa yang menarik untuk diikuti dalam pengembangan cerita ?
3. Apakah pengarang menampilkan tokoh dengan karakter yang khas ?
4. Apakah pengarang mengembangkan karakter tokoh dengan menekankan pendapat perkembangan aspek psikologi dan sosial secara berimbang ?
5. Apakah tema yang diketengahkan tergolong baru dan relevan dengan persoalan masyarakat sekarang ?
6. Apakah titik pandang yang dipilih pengarang ?
7. Apakah kisah yang dikembangkan pengarang berhubungan dengan salah satu sisi kehidupannya sendiri ?
8. Apakah bahasa yang digunakan pengarang komunikatif ?
9. Apakah nilai-nilai kehidupan yang disampaikan merupakan isu atau pandangan baru tentang kehidupan ?
Ubahlah jawaban kalian menjadi karangan singkat yang berisi analisis terhadap novel yang yang kalian baca

Pertanyaan panduan yang digunakan dalam membuat manfaat membaca buku adalah :
1. Apakah kalian menemukan kehidupan yang diulas dengan sudut pandang yang baru ?
2. Apakah kalian mendapat pelajaran untuk meningkatkan kualitas hidup setelah membaca novel tersebut ?
3. Apakah kalian akan bersikap lebih bijaksana dalam mengambil keputusan setelah membaca novel tersebut ? Apa motivasinya ?
Ubahlah jawaban kalian menjadi paragraf yang berisi pendapat tentang manfaat membaca novel tersebut !

Contoh resensi cerpen
Potret Muram Keluarga Indonesia

Judul          : Bukan Pasar Malam
Pengarang : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit     : Bara Budaya , Yogyakarta
Edisi            : November 2002
Tebal           : V1 + 103

             Pramoedya Ananta Toer termasuk salah seorang yang karya-karyanya dilarang beredar di masa orde baru. Sekarang di era reformasi, kita bisa menikmati segala macam buku, termasuk juga karya-karya Pramoedya, baik yang dicetak ulang maupun yang baru.
Salah satu karya Pramoedya yang diterbitkan kembali adalah novel “Bukan Pasar Malam.” Novel yang ditulis oleh Pram tahun 1951 ( hal V1).
Kisah novel ini diawali dari tokoh “aku” yang tinggal di Jakarta, menerima surat yang menyuruhnya pulang ke Blora karena ada keluarga yang sakit. “Aku’ membalasnya dengan sebuah “ Surat Merah” yang menuding seluruh anggota keluarga tidak bisa menjaga dan mencegah penyakit TBC (Tuberkulose) menggerogoti si sakit.
Surat kedua menyusul. Kali ini yang menulis surat adalah pamannya, yang menjelaskan bahwa si sakit tak lain ayahnya sendiri. “Aku” menyesal telah mengirimkan “Surat Merah” itu yang kelak penyesalannya ini tidak terbatas dan mewarnai isi keseluruhan novel. ”Aku” memutuskan untuk pulang ke Blora tapi bingung karena kondisi keuangan tidak mencukupi untuk ongkos pulang balik Jakarta-Blora.
“Aku” berkeliling Jakarta untuk meminjam uang dari teman dan pulang ke Blora melewati tempat-tempat yang dulu menjadi ajang konfrontasi perjuangan kemerdekaan. Dari situ, cerita menjadi sebuah flash back, di mana dulu, “Aku” dan ayah, yang guru, berjuang memanggul senjata dengan bergerilya melawan penjajah.
Pengorbanan atas perjuangan itu mengakibatkan derita yang panjang akibat revolusi pasca kemerdekaan. Hidup keluarga “Aku” tetap miskin. Bahkan untuk perawatan Ayah pun tidak ada asuransi sama sekali akhirnya ayah meninggal.
Novel ini sesungguhnya berkisah tentang sebuah keluarga nasionalis yang menderita setelah kemerdekaan yang dulu mereka perjuangkan. Jadi, sebuah ironi sebuah potret muram keluarga Indonesia.
Membaca novel yang setingnya berdurasi satu bulan ini, kita seperti membaca sebuah novel otobiografis, dimana cerita digarap secara sistematis, didukung oleh nama tempat, latar kejadian, dan waktu yang nyata.
A. Tew menyatakan dalam bukunya Citra Manusia Indonesia dalam karya sastra Pramodya Ananta Toer, bahwa membaca karya Pram harus pula secara intertekstual. Artinya, apapun yang ditulis Pram sepanjang itu sebuah cerita, harus dipahami lahir dari imajinasi. Cerita yang dibuat Pram adalah fiksi, meskipun didukung tempat dan waktu yang nyata.
Dengan gaya bahasa yang cerdas dan cerita yang evokatif, Pram mengemas Bukan Pasar Malam menjadi sebuah novel yang religius, namun aneh, mistis, dan mengajak pembaca untuk berkomtemplasi yang merupakan keunikan tersendiri dibanding karya Pram lainnya, semisal novel Bumi Manusia.
Dialog-dialog dalam novel ini tidak disajikan berdasar kesengajaan atau dibuat-buat, tetapi memang untuk menyampaikan suatu informasi. Dialog tokoh-tokoh dalam novel ini menyentuh, menggugah, dan penuh dengan renungan. Semisal dialog semacam ini : “Lima belas – dua puluh kilometer bukan pekerjaan yang berat bagi seorang guru. Yang berat adalah menelan pahit getirnya kesalahan-kesalahan pendidikan orang tua si murid (hal. 48). Ini merupakan dialog “Aku” dengan tetangganya yang tahu bagaimana perjuangan ayah dulu.
Arti harfiah “pasar malam” yang menjadi judul novel ini menunjuk pada hiruk pikuk yang merupakan suasana pasar, suasana senang-senang, suasana bahagia, di mana semua orang datang dan pergi bersama-sama (hal.89). Kalimat ini kita temukan pada bagian akhir novel melalui dialog seorang Tiaongha dan para tetangga yang datang melayat saat Ayah meninggal.
Dan agaknya ini merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang, yaitu bahwa hidup memang bukan pasar malam : seorang demi seorang datang (lahir) dan seorang demi seorang pergi (mati). Dan pasar merujuk pada makna pluralitas, tempat bertemu setiap orang demi golongan apa pun.

Selasa, 19 Agustus 2014

Cara Menulis Daftar Pustaka

Daftar pustaka memuat semua sumber kutipan yang berupa pustaka. Pustaka yang dimaksud dalam pedoman ini ialah semua sumber kutipan yang berupa tulisan, gambar dan sejenisnya yang tersimpan dalam perpustakaan. Penulisan perpustakaan harus dengan jelas menunjukan suatu pustaka dari pustaka lainnya, sehingga mudah ditelusuri. Daftar pustaka memuat informasi tentang identitas pustaka acuan dengan lengkap dan jelas. Ada perbedaan dalam penulisan yang terletak pada bagian akhir dengan penulisan sumber kutipan yang terletak pada bagian utama karya ilmiah. Daftar pustaka memuat informasi yang lebih lengkap tentang pustaka yang diacu daripada sumber kutipan pustaka atau innote. Dalam daftar pustaka dicantumkan semua sumber yang dijadikan acuan atau landasan penyusunan karya ilmiah.

Semua pustaka acuan yang dicantumkan dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang bertanggungjawab. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Apabila informasi identitas sebuah pustaka yang diacu lebih dari satu baris, penulisan baris kedua dan seterusnya masuk lima ketukan dan berjarak 1 (satu) spasi, sedangkan jarak antara pustaka yang satu dengan pustaka yang berikutnya adalah 1,5 (satu setengah) spasi. Jika nama pengarang dan nama lembaga yang bertanggungjawab tidak ada, yang ditulis dalam daftar pustaka adalah judul pustaka tersebut. Jika pustaka semacam yang telah disebutkan lebih dari satu, pencantumannya tetap menurut abjad. Urutan penyebutan unsur-unsur pustaka acuan adalah dengan cara sebagai berikut :

A. Pustaka acuan berupa buku.

Untuk urutan penyebutan unsur-unsur pustaka untuk buku ialah : a). Nama penulis, b) Tahun terbit, c). Judul Pustaka beserta keterangannya, d). Tempat terbit atau kota terbit, dan e). Nama penerbit.

Jika tidak terdapat nama penulis  dalam buku tersebut urutan penyebutan adalah : a). Nama lembaga yang bertanggungjwab b). Tahun terbit, c). Judul pustaka beserta keterangnnya, d) tempat terbit, dan e). Nama penerbit.

Setiap unsur pustaka dipisahkan oleh tanda titik, kecuali unsur tempat terbit yang diikuti oleh titk dua dan unsur nama yang harus dipisahkan oleh tanda koma. setelah tanda titik atau setelah titik dua ada jarak satu ketukan. contoh penulisan unsur pustaka acuan yang berupa buku diatur sebagai berikut :

a. Nama penulis
Nama penulis ada yang terdiri dari satu unsur, dua unsur, atau lebih dari dua unsur. Ketentuan pencantuman nama penulis adalah sebagai berikut :

1). Pencantuman nama penulis berdasarkan abjad, tanpa diberi nomor. Misalnya, jika nama penulis buku yang pertama Prof. Dr. Sumardjono dan nama penulis buku yang lain Dr.Ir. Baihaki, pencantuman dalam daftar pustaka adalah :
          Baihaki.
          Sumardjono.

2). Jika nama penulis buku terdiri atas dua unsur atau lebih, pencatumannya harus dibalik; unsur nama yang terakhir ditulis terlebih dahulu, kemudian tanda koma, diikuti unur nama didepan dengan disingkat. antara tanda koma dengan singkatan unsur nama diberik jarak 1 (satu) ketukan. Misalnya, pengarang buku yang diacu Abdul Haki dan pengarang buku lainnya Teodorus Albert Wenas, pencantumannya dalam daftar pustaka adalah :
                   Haki, A
                   Wenas T.A.

3).Jika penulis buku tersebut dua orang, nama penulis pertama dibalik, tetapi nama penulis lainnya tidak dibalik. Misalnya, jika penulis buku itu adalah Kabul Santoso dan Rudi Wibowo, penyajiannya adalah:
                   Santoso, K dan R. Wibowo.

4). Jika penulis buku terdiri dari tiga orang atau lebih, penyajiannya adalah nama penulis pertama dibalik, nama pengarang kedua, ketiga dan seterusnya ditulis tanpa dibalik. misalnya :
                 Idris, Z.husin; A. Tohari dan M. Singarimbun.

5). Jika penulisnya tidak ada, yang pertama dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan buku tersebut. misalnya :
                 Lembaga Administrasi Negara.

6). Jika ada dua buku atau lebih yang diambil dari pengarang yang sama, penulisan nama pengarang cukup sekali, sedangkan pada buku yang kedua nama pengarang diganti dengan garis terputus-putus sepuluh ketuk mesin ketik yang diikuti tanda titik. Misalnya :
                Farida, Ida. 1995. Budidaya Lebah Madu. Jakarta: Gramedia.
                ......... 1996. Budidaya Tanaman Kedelai. Jakarta: Gramedia

7). Kalau buku yang diacu disusun oleh seorang editor, dibelakakng nama pengarang ditulis kata Ed. Misalnya :
               Koentjaraningrat (Ed)

8). gelar kesarjanaan tidak dituliskan dalam daftar pustaka. gelar keturunan masih dapat dipakai. mislanya, nama pengarang adalah Prof.Dr. Raden Mas Soegondo, penulis nama daftar pustaka adlaah :
               Soegondo, Raden Mas.

b. Tahun terbit.

1). Tahun terbit ditulis setelah nama pengarang, dipisahkan oleh titik dan diakhiri dengan titik. Misalnya :
               Syahrani, Ridwan. 1990.

2). kalau dua buku ditulis oleh seorang pengarang, penyusunan urutannya berdasarkan tahun terbit yang terdahulu, misalnya :
            Sutiana, Dadi. 1986.
             ........... 1989

3). Kalau dua buku yang diacu ditulis oleh seorang pengarang dalam tahun yang sama, dibelakang tahun itu harus dibutuhkan huruf a dan b sebagai pembeda. misalnya :
           Muhammad, Suhedi. 1980a.
           ...........1980b.

4). Jika buku yang diacu tidak berangka tahun, dibelakang nama pengarang diberi keterangan tanpa tahun. mislanya :
            Yusrial (tanpa tahun)

c. Judul buku
Judul buku ditulis sesudah tahun terbit dan diberi garis bawah atau cetak miring. Setiap huruf awal kata, kecuali kata tugas, ditulis dengan huruf kapital. misalnya :
             Kridalaksana, Harimurti. 1990. Kata Tugas dalam Bahasa Indonesia
atau
              Kridalaksana, harimurti. 1990.Kata Tugas dalam Bahasa Indonesia

d. Tempat terbit 
Tempat terbit atau kota terbit diletakan sesudah judul dan diakhiri dengan titik dua. Misalnya :
Suhono, Budi. 1986. Ular-Ular berbisa di Jawa. Jakarta:

e. Nama penerbit.

1). Nama penerbit dicantumkan sesudah nama terbit. Misalnya :

Suhono, Budi. 1986.Ular-Ular berbisa di Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum

2). Jika lembaga peenrbitan buku itu langsung dijadikan pennganti nama pengarang karena nama pengarang tidak ada, nama peenrbit tidak disebutkan lagi sesudah nama tempat terbit. Misalnya :

Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM. 1990. Himpunan Istilah Manajemen. Jakarta.

3). Jika pustaka acuan belum diterbitkan, misalnya disertasi dan makalah setelah pencantuman judul diberi ketreangan makalah (belum diterbitkan). Misalnya :

Mulyono, Rakhmad. 1987. Peranan Departemen Pekerjaan Umum dalam Pembangunan Nasional. Makalah (belum diterbitkan) pada seminar (lokakarya)

B. Pustaka acuan berupa ontologi.

a. Jika sumber acuan berupa ontologi dan yang diacu bukan tulisan editor, urutan penulisannya adalah nma pengarang, tahun terbit, judul tulisan, yang diacu diberi tanda petik, judul ontologi diberi garis bawah atau cetak miring, tempat terbit dan nama penerbit. Setelah pencantuman judul tulisan diberi kata Dalam. Misalnya :
Junus, U. 1986. "Kebudayaan Minangkabau". Dalam Koenjaraningrat (Ed.). Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

b. Jika yang diacu adalah tulisan editor, urutan penulisannya adalah nama pengarang, tahun terbit, judul ontologi diberi garis bawah atau dicetak miring, tempat terbit dan nama penerbit. Misalnya :
Koenjaraningrat (Ed.). 1986. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarat : Djambatan.

C. Pustaka acuan berupa majlah atau jurnal.
Sumber acuan yang diambil dari majalah dan jurnal urutan penulisannya dalam daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit judul artikel diberi tanda petik, nama majalah dicetak miring atau diberi garis bawah dan keterangannya serta didahului kata Dalam, bulan terbit, tahun penerbitannya yang keberapa, tempat terbit dan nomor halaman. Misalnya :
Gadalla, B.J. 1981. "Professional Record for ESL Learners" Dalam Forum. (April, XIX). N0. 2 Jakarta : The Embassy of the United States of America p. 34-48.

D. Pustaka acuan berupa media masa/majalah/surat kabar.
jika sumber acuan diambil dari artikel dalam surat kabar ata media masa, urutan pencantumannya dalam daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul artikel diberi tanda petik, nama surat kabar/majalah dicetak miring atau digaris garis bawah dan didahuui kata Dalam, tanggal terbit, tempat terbit dan halaman pemuatan artikel. Misalnya :
Simanungkalit, T. 1987. "Demokrasi Kita Masih Belajar di Tingkat Dua". Dalam Prioritas. 4 mei. Jakarta : halaman 4-5.

E. Pustaka acuan berupa terjemahan
Bila sumber aacuan merupakan karya terjemahan penulisannya sebagai berikut :
Martienez, A. 1987. Ilmu Bahasa : Pengantar. Terjemahan rahayu Hidayat dari Elemen de Lingusitique General (1980). Yogyakarta : penerbit kanisius.

Semua dokumen yang dikutif dalam laporan penelitian (dipublikasikan atau tidak) serta penelitian lainnya harus ditulis pada bagain akhir laporan yaitu daftar pustaka. penulisan dfatar pustaka harus mengkuti standarisasi baku dan cukup rinci sehingga pembaca dapat dengan mudah mencari sumber asli dari kutipan yang ada pada laporan riset tersebut. daftar pustaka perlu dibuat berurutan mengikuti urutan alfabetis berdasarkan abjad nama pengarang buku, artikel ilmiah, laporan riset ataupun artikel lainnya. dalam urutan abjad itu, buku yang dicetak menduudki kelompok pertama, kemudian jurnal menduduki urutan kedua sedang ketiga adalah kelompok pustaka yang tidak diterbitkan (skripsi, tesis, disertasi masuk dalam kelompok ini).
Sumber :
Turbian, K. 1973. A Manual for Writers of Term Papers, Theses and Dissertations. 4th. Ed. The University of Chicago Press. Chicago.

Kamis, 14 Agustus 2014

Pemasangan Majalah Dinding TBM Media Cerdik Purwojati Di Tempat Umum

Pemuda Pakarti. Pengurus TBM Media Cerdik dan Pengurus Pemuda Pakarti telah membuat Majalah Dinding atau papan informasi bagi masyarakat untuk dipasang di tempat umum, Papan juga sudah dibut jadi dengan ukuran 1,5 m x 1, 2 m dibuat dari kayu dan menggunakan kaca, sehingga informasi dapat dibaca bolak -balik atau dua arah.

Pembuatan majalah dinding ini bukti Pemuda Pakarti dibawah bimbingan Yayasan Guru Ngaji Indonesia Cabang Banyumas selalu peduli dengan pembangunan Indonesia khususnya wilayah Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. Walau banyak mendapat rintangan Pemuda Pakarti selalu melakukan yang terbaik untuk lingkungan.

Pembuatan papan ini menghabiskan dana Rp. 3,000.000,- dari modal sendiri tanpa meminta sumbangan dari masyarakat. sehingga pembuatan ini tidak menyusahkan atau merugkan masyarakat. tentunya operasionalnya yang nantinya akan mengalami kesulitan kalau tidak ada dukungan emerintah, masyarakat, dan usahawan.

Pemasangan TBM ini dipasang di tempat umum yang setiap orang bisa melihatnya , sehingga masyarakat dapat mengambil keuntungan dengan adanya Papan info Papan info ini.

Aktivitas Gunung Slamet Meningkat, Status Jadi Siaga

Pemuda PakartiAktivitas Gunung Slamet yang terus menunjukan peningkatan terus diantisipasi Pemkab Banyumas. Termasuk untuk mengamankan sejumlah objek wisata seperti Pancuran 3 dan Pancuran 7 yang diharapkan ditutup.
Hal tersebut berdasarkan rapat koordinasi antisipasi bencana erupsi Gunung Slamet Rabu (12/3) kemarin.
Asekbangkesra Setda Banyumas, Didi Rudwianto menegaskan, penutupan Pancuran 3 dan Pancuran 7 untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pasalnya akan sangat sulit melakukan evakuasi jika terjadi hal-hal buruk terkait aktivitas Gunung Slamet.
"Medannya cukup sulit untuk evakuasi, maka disarankan untuk Pancuran 7 dan Pancuran 3 untuk ditutup sementara waktu," katanya.
Selain itu, masyarakat juga dilarang untuk melakukan aktivitas di radius dua kilometer dari Gunung Slamet, seperti mencari kayu bakar. Pasalnya, hingga Selasa (11/3) malam kemarin setidaknya terjadi 120 kali gempa di puncak Gunung Slamet. "Bahkan asap tebal juga beberapa kali menyembul keluar. Itu cukup membahayakan," katanya.
Sementara itu, Kepala ESDM Banyumas, Anton mengatakan sejauh ini kondisi air di lereng Gunung Slamet belum menunjukan tanda-tanda terjadinya erupsi.
Namun demikian pihaknya berharap warga bisa bekerja sama jika menemukan kejanggalan terhadap air, terutama air sungai. "Kalau ada perubahan warna, bau, atau suhu air, untuk segera dilaporkan ke posko terdekat," katanya.
Sementara itu, terkait pengamanan warga, tim akan fokus untuk tujuh desa di tiga kecamatan. Sebelumnya, 35 desa di Banyumas dinilai rawan terkena dampak erupsi Gunung Slamet, namun melalui kajian yang dilakukan tim, jumlah tersebut dikerucutkan menjadi hanya tujuh desa saja yang akan diprioritaskan terlebih dahulu. Pasalnya, letak geografis ketujuh desa tersebut masuk dalam radius 10 km dari puncak Gunung Slamet.
  
Asekbangkesra Setda Banyumas, Didi Rudwianto mengatakan melalui rapat koordinasi antisipasi penanggulangan tersebut, nantinya akan ditetapkan sejumlah titik kumpul di wilayah desa masing-masing, saat terjadi hal-hal buruk yang mungkin terjadi.
 "Ini dilakukan untuk melakukan efisiensi penanggulangan bencana, sehingga difokuskan pada wilayah-wilayah yang berdampak langsung seperti semburan lava pijar, awan panas, serta pekat debu vulkanik di radius 10 km," katanya.
  
Sebelumnya, lanjut Didi, dampak erupsi Gunung Slamet kemungkinan menjangkau 35 desa di enam kecamatan di Banyumas, hanya saja untuk saat ini persiapan dilakukan terlebih dahulu terhadap tujuh desa yang paling dekat dengan puncak Gunung Slamet.
  
Terkait penentuan titik kumpul, Didi menjelaskan kendala ada pada peta wilayah. Oleh karena itu, tim kecamatan yang terdiri dari Camat, Danramil, dan Kapolsek diharapkan dapat segera melakukan survei wilayah sekaligus jumlah penduduk yang ada.
"Penambahan titik kumpul nanti bisa dilakukan sesuai kebutuhan. Namun poin pentingnya harus bisa dimasuki kendaraan untuk proses evakuasi ke titik aman di luar radius," jelasnya.
  
Sementara itu, Kasubag Dal Ops Polres Banyumas, Isfa Indarto mengatakan penentuan titik kumpul sudah ditetapkan sesuai kesepakatan. Ada beberapa titik kumpul di masing-masing desa antara lain SDN 1 Limpakuwus, balai desa dan SDN 1 Gandatapa, lapangan mini Ketenger, balai desa dan SDN 1 Karangmangu, lapangan dan SDN 1 Karangsalam, SDN 1 dan SDN 2 Kemutug Lor, serta lapangan Desa Melung.
  
"Sedangkan Pos Aju untuk memantau aktivitas Gunung Slamet dikonsentrasikan di tiga titik, yaitu di balai desa Limpakuwus, Lokawisata Baturraden, dan Kalikesur di Kecamatan Kedungbanteng," katanya.
  
Selain itu, dari rakor kemarin setidaknya ditetapkan ada 13 pleton yang siap diterjunkan ke lokasi-lokasi guna membantu melakukan sosialisasi dan pembuatan jalur evakuasi. Sejumlah pleton tersebut berasal dari Pemda Banyumas, TNI/Polri, relawan, Rapi, Ubaloka, hingga PMI. Sedangkan sarana transportasi, setidaknya ada 30 kendaraan yang siap diterjunkan, khususnya untuk membantu proses evakuasi nantinya.
  
Tidak hanya Banyumas, Pemkab Purbalingga juga sudah  menyiapkan posko pengungsian dan jalur evakuasi, jika terjadi peningkatan status. "Jalur evakuasi dan posko-posko kesehatan sudah dipersiapkan oleh TNI dan tim SAR," kata Sekda Purbalingga Imam Subijakto.
  
Pemkab, menurutnya akan terus memantau aktifitas gunung Slamet melalui Pusat Vulaknologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) serta mengkoordinasikan segala kegiatan, yang berkaitan dengan peningkatan aktifitas tersebut. Selain itu juga menginvetarisir logistik dari BPBD, TNI, Polri, SAR dan kesiapan warga masyarakat.
  
Komandan Kodim (Dandim) 0702 Purbalingga Agustinus Sinaga saat rapat koordinasi di Pos Pendakian Bambangan mengatakan, sudah mempersiapkan jalur evakuasi. "Titik evakuasi pertama adalah masjid-masjid terdekat, balai desa sampai dengan kecamatan, dan apabila dirasa masih membahayakan para pengungsi akan dievakuasi ke Stadion Goentoer Darjono dan GOR Mahesa Jenar Purbalingga yang ada di pusat kota," jelasnya.
  
Kordinator SAR Purbalingga Yudi menambahkan, SAR sudah melakukan berbagai persiapan dan akan tetap waspada. Serta tidak henti-hentinya meminta kepada warga masyarakat untuk mewaspadai berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
Dengan jumlah 46 orang personil, pihaknya akan mengamankan jalur evakuasi para pengungsi,dan untuk saat ini pihaknya baru menerjunkan separuh dari personil yang ada. Dan apabila statusnya sudah membahayakan seluruh personil diharapkan untuk turun semua. (tya/bay/acd) sumber http://www.jpnn.com/

Selasa, 12 Agustus 2014

Pengertian dan Cara Penulisan Daftar Pustaka

Pengertian daftar pustaka :
Daftar pustaka (bibliografi) merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
Dalam menulis daftar pustaka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah,   tanpa  menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
2. Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
a. Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru  nama depan)
b. Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
c. Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku  diberi tanda titik (.).
d. Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
UNSUR-UNSUR PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
1. Nama penulis/pengarang
Nama penulis yang lebih dari satu kata, ditulis nama akhirnya diikuti dengan tanda koma, kemudian nama depan yang diikuti nama tengah dan seterusnya,
Contoh:
Nama: Arif Arya, ditulis Arya, Arif.
Nama: Ary Ginanjar Agustian, ditulis: Agustian, Ary Ginanjar.
Nama: Adi W. Gunawan, ditulis, Gunawan, Adi W.
Nama penulis yang menggunakan singkatan
Nama penulis yang menggunakan singkatan, ditulis nama akhir yang diikuti tanda koma,
kemudian diikuti dengan nama depan lalu nama berikutnya,
Contoh:
Nama: Tina G, ditulis aslinya
Nama: Tina G Sanjaya ditulis Sanjaya, Tina G.
Nama: William D. Ross Jr, ditulis: Ross, William. D. Jr.
– NAMA PENULIS ADA DUA ORANG, kedua nama pengarang itu dicantumkan dengan membalikkan nama pengarang pertama.
Contoh :
Doni Gultom dan Riko Cahyadi, ditulis Gultom, Doni, dan Riko Cahyadi.
-   NAMA PENULIS UNTUK  DUA ATAU TIGA PENGARANG, cara penulisannya adalah dengan cara menuliskan nama pengarang pertama,dan nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalik
Contoh :
Ahmad Dahlan, J.S. Badudu dan Sugandi menjadi Dahlan, Ahmad, J.S. Badudu, dan Sugandi.
BUKU DENGAN BANYAK PENGARANG
Cara penulisannya dengan cara menuliskan nama pengarang pertama dengan susunnanya dibalik, untuk menggantikan nama-nama pengarang lainnya cukup dipergunakan singkatan et al (et alii) yang berarti dll atau dapat menggunakan singkatan dkk (dan kawan-kawan)
Contoh : Edi cahyono, Imam Arifin, Budiono, Sudirman cara penulisannya menjadi Cahyono, Edi,dkk.
JIKA BEBERAPA BUKU DITULIS OLEH PENGARANG YANG SAMA CARA MENULISKAN ADALAH nama penulis pada urutan pertama ditulis, kemudian nama penulis pada urutan kedua dan seterusnya diganti dengan garis delapan ketukan.
Contoh :
Ismail, Taufik. 2002.
__________  . 2002.
2.   CARA PENULISAN TAHUN TERBIT
1.  Penulisan tahun terbit diletakkan sesudah nama pengarang, dipisahkan dengan titik dan diakhiri pula dengan titik.
Contoh : Kridalaksana, Harimurti. 1990.
2.  Apabila beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, urutan penyusunanaya berdasarkan tahun terbit yang terdahulu.
Contoh : Rinaldi, Bayu.1991.
__________ . 1998.
3. Apabila beberapa buku ditulis oleh seorang penulis, dengan kesamaan tahun, di belakang tahun itu harus ditandai huruf a dan b sebagai pembeda. Urutannya diutamakan pada huruf pertama judul buku.
Contoh : Rosidi, Ajib. 1990 a.
_________. 1990 b.
4. Apabila buku itu tidak bertahun, di belakang nama pengarang haruslah dicantumkan frasa Tanpa Tahun.
Contoh : Aminudin. Tanpa Tahun.
3. PENULISAN JUDUL BUKU
Penulisan judul buku diletakkan setelah tahun terbit dan dicetak miring atau digarisbawahi tanpa tanda petik.
Contoh : Ari, Setiawan. 1997. Keterampilan Tangan.
Apabila judul itu adalah judul yang belum pernah dipublikasikan, seperti skripsi, tesis, disertasi, judul itu tidak perlu dicetak miring atau digaris bawahi, tetapi cukup diberi tanda petik.
Contoh : Parera, Jos. 1980. “Fonologi Bahasa Gorontalo.” Skripsi Sarjana Sastra Universitas Indonesia, Jakarta.
4. PENULISAN TEMPAT TERBIT
Penulisan tempat terbit (kota) diletakkan sesudah judul dan diakhiri dengan titik dua.
Contoh : Pusposaputo, Sarwono. 2001.Kamus Peribahasa. Jakarta:
5. PENULISAN NAMA PENERBIT
1. Penulisan nama penerbit dicantumkan   sesudah nama tempat terbit.
Contoh : Marahimin, Ismail. 1996. Menulis secara Populer. Jakarta : Dunia Pustaka Jaya.
2.  Jika lembaga yang menerbitkan buku itu langsung dijadikan pengganti nama pengarang    (karena nama pengarang tidak ada), nama penerbit itu tidak perlu disebutkan lagi sesudah tempat terbit.
Contoh : Lembaga Bina Persada. 1996. Ensiklopedi Penerbitan Indonesia. Bandung.
SURAT KABAR ATAU MAJALAH
Unsur-unsur yang perlu dicantumkan untuk referensi dari surat kabar atau majalah adalah:
1. Nama Pengarang (jika ada);
2. Untuk artikel yang tidak disertai nama   pengarang (anonim) maka dicantumkan Judul Artikel dalam tanda kutip, yang diikuti dengan keterangan dalam kurung siku ([]) tentang jenis tulisan seperti berita atau tajuk;
3. Nama Surat kabar/Majalah   (dengan huruf miring); dan
4. Data Penerbitan, yakni: nomor, bulan dan tahun, kemudian halaman-halaman dimana   artikel itu dimuat.
Contohnya:
Suryohadiprojo, Sayidman. “Tantangan Mengatasi Berbagai Kesenjangan.” Republika, No. 342/II, 21 Desember 1994, hal. 6-8.
“PWI Berlakukan Aturan Baru.” [Berita]Republika, No. 346/II, 28 Desember 1994, hal. 16.
Sanusi, Bachrawi. “Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi.” Panji MasyarakatNo. 808, 1-10 Nopember 1994, hal. 30-31 dan 45.
BUKU TERJEMAHAN
1.   Nama pengarang asli yang diurutkan dalam urutan alfabetis.
2.   Keterangan tentang penterjemah ditempatkan sesudah judul buku, dipisahkan dengan sebuah  tanda koma.
Contoh : Multatuli.1972. Max Havelaar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin, Jakarta : Djambatan.
ANTOLOGI (SEBUAH KUMPULAN BUNGA RAMPAI)
Contoh:  Jassin,H.B.ed. 1969. Gema Tanah Air, Prosa dan Puisi. 2 jld. Jakarta : Balai Pustaka.
PENULISAN DARI INTERNET
Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal  dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
- Nama Pengarang
– Tanggal revisi terakhhir
– Judul Makalah
– Media yang memuat
– URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file
– Tanggal akses
Contoh :
Hermans, B., 2000, Desperately Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online],   (http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 )

Kriteria Pimpinan Proyek Yang Baik

Jabatan manager proyek adalah salah merupakan jabatan yang amat penting bagi keberhasilan sebuah proyek terutama di bidang teknologi informasi .pada tulisan kali ini yang juga di maksudkan untuk memenuhi pencapaian nilai vclass pada mata kuliah ppsi maka akan di jabarkan sesuai soal yang telah di buat yaitu tentang kriteia manager proyek yang baik:

manager proyek adalah atau Project Manager adalah orang yang bertanggung jawab pada suatu proyek dan memliki kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai prosedur internal partai kontrak, dan untuk membentuk hubungan yang erat dengan perwakilan dinominasikan, sangat penting dalam memastikan bahwa isu-isu kunci biaya, waktu, kualitas dan di atas semua, kepuasan klien, dapat diwujudkan.



Manajemen Proyek merupakan penerapan keahlian, ilmu pengetahuan dan ketrampilan, baik secara teknis dengan menggunakan resource terbatas untuk menggapai sasaran yang ditetapkan, supaya menhasilkan kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja yang optimal.

Untuk menjadi seorang Manajer Proyek, harus memiliki kualifikasi teknis maupun nonteknis.

Untuk mengukur tingkat kualifikasi seseorang, harus memiliki 3 karakteristik sebagai berikut :


A. Karakteristik Pribadinya
B. Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola
C. Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin

A. Karakter Pribadinya
1. Memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai teknis pekerjaan dari proyek yang dikelola olehnya.
2. Mampu bertindak sebagai seorang pengambil keputusan yang handal dan bertanggung jawab.
3. Memiliki integritas diri yang baik namun tetap mampu menghadirkan suasana yang mendukung di lingkungan tempat dia bekerja.
4. Asertif
5. Memiliki pengalaman dan keahlian yang memadai dalam mengelola waktu dan manusia.

B. Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam meraih tujuan dan keberhasilan proyek dalam jadwal, anggaran dan prosedur yang dibuat.
2. Pelaksanakan seluruh proses pengembangan proyek IT sesuai dengan anggaran dan waktu yang dapat memuaskan para pengguna/klien.
3. Pernah terlibat dalam proyek yang sejenis.
4. Mampu mengendalikan hasil-hasil proyek dengan melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja yang disesuaikan dengan standar dan tujuan yang ingin dicapai dari proyek yang dilaksanakan.
5. Membuat dan melakukan rencana darurat untuk mengantisipasi hal-hal maupun masalah tak terduga.
6. Membuat dan menerapkan keputusan terkait dengan perencanaan.
7. Memiliki kemauan untuk mendefinisikan ulang tujuan, tanggung jawab dan jadwal selama hal tersebut ditujukan untuk mengembalikan arah tujuan dari pelaksanaan proyek jika terjadi jadwal maupun anggaran yang meleset.
8. Membangun dan menyesuaikan kegiatan dengan prioritas yang ada serta tenggat waktu yang ditentukan sebelumnya.
9. Memiliki kematangan yang tinggi dalam perencanaan yang baik dalam upaya mengurangi tekanan dan stres sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja tim.
10. Mampu membuat perencanaan dalam jangka panjang dan jangka pendek.

C. Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin
1. Memiliki kemampuan dan keahlian berkomunikasi serta manajerial.
2. Mampu menyusun rencana, mengorganisasi, memimpin, memotivasi serta mendelegasikan tugas secara bertanggung jawab kepada setiap anggota tim.
3. Menghormati para anggota tim kerjanya serta mendapat kepercayaan dan penghormatan dari mereka.
4. Berbagi sukses dengan seluruh anggota tim.
5. Mampu menempatkan orang yang tepat di posisi yang sesuai.
6. Memberikan apresiasi yang baik kepada para anggota tim yang bekerja dengan baik.
7. Mampu mempengaruhi pihak-pihak lain yang terkait dengan proyek yang dipimpinnya untuk menerima pendapat-pendapatnya serta melaksanakan rencana-rencana yang disusunnya.
8. Mendelegasikan tugas-tugas namun tetap melakukan pengendalian melekat.
9. Memiliki kepercayaan yang tinggi kepada para profesional terlatih untuk menerima pekerjaan-pekerjaan yang didelegasikan darinya.
10. Menjadikan dirinya sebagai bagian yang terintegrasi dengan tim yang dipimpinnya.
11. Mampu membangun kedisiplinan secara struktural.
12. Mampu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan dari masing-masing anggota tim serta memanfaatkannya sebagai kekuatan individual.
13. Mendayagunakan setiap elemen pekerjaan untuk menstimulasi rasa hormat dari para personil yang terlibat dan mengembangkan sisi profesionalisme mereka.
14. Menyediakan sedikit waktu untuk menerima setiap ide yang dapat meningkatkan kematangan serta pengembangan dirinya.
15. Selalu terbuka atas hal-hal yang mendorong kemajuan.
16. Memahami secara menyeluruh para anggota tim yang dipimpinnya dan mengembangkan komunikasi efektif di dalamnya.


Referensi : http://newsalloy.com/redirect?url=http%3A%2F%2Ftithagalz.wordpress.com%2F2012%2F04%2F16%2Fkriteria-manager-proyek-yang-baik%2F

Penumpang Gelap Di Pemuda Pakarti Bermoral Bejat dan Merusak

Pemuda Pakarti yang unya nama dan banyak kegiatan posotifnya membuat orang yang simpati tapi juga lebih banyak yang tidak simpati bahkan yang meusaknya. bahkan di dunia maya Pemuda Pakarti yang termasuk sangat terkenal dan menguasai di dunia maya.

Karena nama Pemuda Pakarti yang yang terkenal itulah banyak blog yang menumpang nama Pemuda Pakarti, kalau baik bagi memang tidak masalah tapi kalau yang dihungungkan dengan perbuatan amoral, kekerasan, anti NKRI maka kami sangat menolaknya dan sangat tersinggung perilaku mereka.

Bagi yang menghubungkan Pemuda Pakarti dengan hal-hal diatas maka kami mohon dengan sangat untuk segera untuk menghentikannya, Bila tidak dilakukan langkah pertama akan kami minta pertolongan kepada Allah SWT agar orang-orang tersebut bersama kelompoknya baik golongan jin dan manusia untuk disadarkan, tetapi apabila masih membandel maka akan kami mita permohonan kepada Allah agar mereka dihancurkan baik jiwa raga, keluarga, kelompok dan organisasinya di dunia dan akhirat.

Kami membangun Pemuda Pakarti bukan hanya dalam waktu sebentar tapi kami dari kecil dan sudah bertahun-tahun dengan susah payah bahkan hampir mengkorbanklan nyawa bagi kami. Jadi kami sangat tidak rela kalau dihubungkan hal-hal seperti diatas tadi.

AGEN PENDAFTARAN KULIAH S1 DAN S2 MUDAH DAN MURAH SERTA JASA KONSULTASI DAN KETIK SKRIPSI TESIS DAN LAPORAN PKL SISWA HUB SIMBAH WURI http://raraswurimiswandaru.blogspot.com
Ingin widget ini?